Tunjangan profesi
guru yang diberikan pemerintah kepada guru yang telah lulus proses sertifikasi
sudah dibayarkan untuk triwulan I (satu ). Ada raut kebahagiaan bagi guru-guru
kita yang mengabdi didunia pendidikan.
Tunjangan profesi
adalah sebuah impian dan dambaan untuk pengurang beban ekonomi guru-guru.
Bahkan semua pengeluaran telah dilakukan sebelumnya dengan label nantinya
dengan uang tunjangan profesi. Begitulah yang penulis dengar dari cerita-cerita
para guru dilingkungan penulis. Ironis ya, memang begitulah kenyataannya selama
ini. Desakan kebutuhan hidup, guru dengan gaji yang diterima sebagian besar
telah dijadikan jaminan kredit untuk membangun rumah, biaya kuliah anak dan tak
tertutup kemungkinan membeli kendaraan. Dengan gaji bulanan yang jumlahnya
sudah dipotong pembayaran angsuran atau utang tentunya tidak membuat lebih baik
secara perekonomian yang semakin hari semakin berat.
Memang, manusia sudah
ditakdirkan tidak akan pernah puas. Uang tak pernah cukup, keinginan tidak
pernah henti. Begitulah adanya, walau sudah mendapat tunjangan profesi senyum
guru hanya sebentar, saat melihat angka di rekening bank. Setelah itu banyak
kewajiban dan pengeluaran yang harus dibayar.
Kalau tunjangan
profesi itu memang diterima secara rutin
tentu tidak menjadi terlalu bermasalah. Seandainya ada persyaratan dan kondisi
tidak dibayarkan bagaimana? Sementara kita telah mengeluarkan dana sebelum menerima
uangnya. Bisa-bisa nanti stress, mirip
nantinya dengan para calon legislatif yang gagal tempo hari.
Nah, ada hikmah yang
perlu kita petik. Syukurilah rezki yang kita peroleh yang telah kita terima.
Tahanlah hawa nafsu untuk pengeluaran yang sumbernya belum pasti. Agar
pengaturan ekonomi keluarga tidak menyebabkan beban pikiran yang lain. Hingga
betapa nikmatnya jika ada rezki berlebih. Sebaliknya menerima rezki yang belum
pasti tetapi telah dibebani kewajiban yang menunggu, akhirnya rasa syukur akan
berkurang.
Akhir kata, kepada
kawan-kawan guru, manfaatkanlah uang tunjangan profesi dengan bijak dengan
tidak merubah hakikat kita sebagai guru. Manusia yang ditiru dan digugu.
Mudah-mudahan dengan tunjangan profesi yang kita harapkan berjalan lancar tidak
ada lagi guru yang menangis….
No comments:
Post a Comment