Dalam
dunia pendidikan khususnya sekolah tanpa disadari sering sekali terjadi
pembunuhan karakter pada anak. Anak sangat dibatasi untuk mengembangkan semua
potensi dalam dirinya, sehingga anak yang menjadi korban berulang akan
mengalami depresi dan patah semangat.
Padahal
pendidikan sesungguhnya disekolah bukanlah berorientasi pada akadenis saja,
tetapi lebih dari itu perlunya
pengembangan semua potensi diri anak. Masing- masing anak toh memiliki
kepintaran masing-masing dan tidak harus disejajarkan.
Bentuk
pembunuhan karakter pada anak yang sering terjadi misalnya dalam mengekang
keingin tahuannya terhadap materi ajar, guru sering membatasi pertanyaan –
pertanyaan dan mengatakan siswa terlalu cerewet dsb.
Guru
masih ada yang membanding - bandingkan prestasi anak, padahal seperti yang
diuraikan diatas, anak memiliki kepintaran yang berbeda. Jelas saja anak yang
berbakat menari dibandingkan dengan anak pemain bola akan kalah prestasi.
Sisi
lain adanyanya pandangan miring terhadap aktifitas dan kemampuan anak diluar
konteks akademis disekolah, misalkan si anak adalah seorang yang berprestasi
diluar sekolah sebagai Tim Kesenian, Tim Olah Raga yang mengangkat nama baik
daerahnya, tetapi masih ada juga guru yang
tidak memberikan apresiasi bahkan memandang itu sesuatu kegiatan yang
melanggar dan menggangu aktifitas belajar.
Masih
banyak yang perlu kita benahi dalam pendidikan kita, sudut pandang terbesarnya
adalah menganggap siswa sebagai objek dan bahan baku yang harus dijadikan
sesuatu oleh guru, sesuatu yang memenuhi standar-standar tertentu, tidak
melihat sisi potensi yang mereka miliki
dan kita berpeluang untuk menumbuhkembangkan, bukan mematahkan tunas-
tunas itu.
Sekedar curhat
No comments:
Post a Comment