Hasil uji kompetensi guru (UKG) secara online belum menggambarkan kompetensi guru yang komprehensif. Penyebabnya, UKG online dilaksanakan dalam proses yang tidak baik dan merugikan guru.
Ketua
Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistyo,
di Jakarta, Sabtu (4/8/2012) ini, mengatakan, para guru mengerjakan UKG
online dalam proses yang gelisah. Para guru mengalami kendala yang
merugikan mereka, mulai dari banyak soal yang tertukar, tidak ada
jawaban yang benar, tidak ada jawaban yang tersedia, namun guru harus
tetap menjawab.
Ada juga soal yang mempertanyakan gambar atau
tabel, namun tidak muncul. Guru fisika harus mengerjakan IPA terpadu
yang banyak materi biologi dan kimia. Ada guru yang baru mengerjakan
beberapa nomor, koneksi terputus, tetapi hasilnya langsung diputuskan.
"Hasil UKG online
itu belum menggambarkan kompetensi guru yang komprehensif. Sebaiknya
hasil UKG yang banyak bermasalah itu dianggap uji coba," kata Sulistyo.
Menurut
Sulistyo, Kemendikbud jika mempublikasikan hasil UKG agar bijaksana.
UKG hanya mengukur kemampuan kognitif guru, untuk kompetensi pedagogik
dan profesional. Kedua kompetensi ini bisa dipelajari.
Adapun
kompetensi kepribadian dan sosial sama sekali belum tergambar. Padahal,
kedua potensi ini juga berperan penting dalam proses pendidikan,
terlebih dalam proses pendidikan karakter.
"Kemendikbud selama ini terlalu mengagung-agungkan angka," kata Sulistyo.
Kompas
No comments:
Post a Comment